Industri pertambangan emas merupakan salah satu sektor bisnis terbesar di dunia. Perusahaan pertambangan emas ditemukan di hampir setiap benua kecuali Antartika. Ketika orang membicarakan perusahaan tambang emas terbesar biasanya langsung mengira mereka berasal dari Amerika Serikat atau Kanada.
Emas adalah mineral paling berharga di Amerika Utara seperti yang kita kenal. Produksi emas Kanada sekitar $103 triliun. Sejauh ini dua perusahaan tambang emas terbesar Newmont di AS dan Barrick di Kanada sulit dikalahkan.
Lalu siapa yang akan menduduki posisi selanjutnya? Jawabannya ada di Afrika Selatan. Banyak orang mungkin tidak tahu tetapi Afrika Selatan adalah produsen utama emas. Menurut survei Reuters tempat kelahiran Nelson Mandela adalah penghasil emas terbesar kedelapan di dunia setelah Meksiko.
Sejak tahun 1975 Afrika Selatan telah berkontribusi 40% pada produksi emas dunia yang didukung oleh produksi di cekungan Witwatersrand tambang emas terbesar di benua hitam. Selama tahun 1900-an pertambangan emas menjadi industri utama Afrika Selatan yang menempatkan negara itu di puncak produksi dunia. Produksi emas batangan mencapai puncaknya pada tahun 1970-an sekitar 1.000 metrik ton per tahun.
Sayangnya Afrika Selatan diambil alih oleh China pada 2010 dengan produksi tahunan 324 ton. Sejak itu produksi pertambangan di negara tetangga Namibia Botswana dan Zimbabwe anjlok di tengah meningkatnya biaya pertambangan dan kerusuhan sosial. Hingga 2018 produksi emas nasional Afrika Selatan hanya 130 ton per tahun. Pada tahun 2020 saja Afrika Selatan akan menjadi satu-satunya produsen emas di dunia.
Berikut adalah Perusahaan Tambang Emas Terbesar Di Afrika Selatan
1. AngloGold Ashanti Limited
AngloGold adalah anak perusahaan Anglo American Company yang bergerak di sektor penambangan uranium dan emas. Pada tahun 1998, AngloGold mulai merestrukturasi perusahaan dengan menjadi entitas Afrika Selatan pertama yang mendaftarkan diri di bursa saham Amerika (NYSE). Keputusan ini makin memperkuat posisi AngloGold sebagai pemain utama di industri pertambangan emas Afrika Selatan.
AngloGold Ashanti sendiri berdiri sejak April 2004 setelah adanya merger antara AngloGold Limited (AngloGold) dan Ashanti Goldfields Company Limited (Ashanti). Semenjak itu, Anglo American mulai sedikit demi sedikit mengurangi sahamnya di AngloGold Ashanti, hingga benar-benar menjual sisa kepemilikannya pada bulan Maret 2009.
Saat ini, AngloGold Ashanti adalah produsen emas independen tanpa investor dominan. Sahamnya dimiliki oleh beragam shareholder global dari lembaga keuangan terkemuka di dunia. Tak hanya NYSE, saham AngloGold Ashanti pun melantai untuk diperdagangkan di Johannesburg Stock Exchange (JSE) dan Australian Stock Exchange (ASX).
Meskipun berkantor pusat di Johannesburg, lingkup operasional AngloGold Ashanti berskala global, meliputi 14 proyek yang tersebar di sembilan negara yang mencakup Afrika Selatan, Argentina, Australia, Brasil, Ghana, Guinea, Mali, Kongo, dan Tanzania. Maka tak heran bila luasnya cakupan tersebut menempatkan AngloGold Ashanti sebagai perusahaan tambang emas terbesar ketiga di dunia dengan kapitalisasi pasar sebesar $10.85 miliar per Mei 2020.
2. Gold Fields Limited
Asal mula perusahaan ini dimulai pada tahun 1887, ketika Cecil John Rhodes dan Charles Rudd mendirikan salah satu perusahaan tambang emas pertama di Afrika Selatan, Gold Fields. Gold Fields Limited mulai melakukan modernisasi setelah merger dengan Gencor di tahun 1998. Perusahaan ini kemudian mulai dikenal sebagai Goldco sebelum berganti nama menjadi Gold Fields Limited. Pada tahun 2002, demi mewujudkan misi menjadi pemimpin global dalam sektor pertambangan emas, Gold Fields mendaftarkan diri di NYSE dan JSE (Johannesburg Stock Exchange).
Sekalipun kantor pusatnya terletak di Johannesburg, lingkup ruang kerja Gold Fields terdiversifikasi ke 9 tambang emas aktif di Australia, Peru, Afrika Selatan, Afrika Barat, Filipina, dan Chili. Per Mei 2020, Gold Fields Limited mencatatkan kapitalisasi pasar di angka $6.4 miliar, membuatnya menduduki ranking perusahaan tambang emas terbesar ke-7 di dunia.
3. Sibanye-Stillwater
Perusahaan tambang emas termuda dalam daftar ini, Sibanye-Stillwater, baru saja berdiri pada Februari 2013 silam dengan nama Sibanye Gold Limited. Awalnya, Sibanye Gold Limited merupakan anak perusahaan dari Gold Fields Limited sebelum akhirnya pecah kongsi. Pada tahun 2016, perusahaan ini mengakuisi StillWater Mining Company asal Amerika seharga $2.2 miliar, sehingga terbentuklah nama Sibanye-Stillwater. Sebagai penambang platinum terbesar di dunia, produsen paladium terbesar kedua, dan produsen emas papan atas, Sibanye-Stillwater berhasil membukukan kapitalisasi pasar sebesar US$5.18 miliar per Mei 2020.
Kendati Sibanye-Stillwater adalah perusahaan tambang platinum utama dunia, kiprahnya di industri emas juga cukup diperhitungkan. Sibanye-Stillwater memang belum masuk dalam jajaran top 10 perusahaan tambang emas terbesar dunia, tapi sebagian besar proyek perusahaan sudah mencakup wilayah global, termasuk proyek pertambangan di Amerika Serikat, Afrika Selatan, dan Zimbabwe.
Hingga 2009 Afrika Selatan adalah salah satu pemimpin dunia dalam produksi emas. Sayangnya dominasi cadangan logam mulia terus menurun karena keresahan serikat pekerja dan harga safe haven cenderung berfluktuasi dengan persaingan yang lebih mengecilkan hati di antara penambang emas Afrika Selatan.
Bukan rahasia lagi bahwa perusahaan pertambangan emas sebenarnya adalah bagian dari sektor bisnis utama Afrika Selatan. Kerugian besar yang dialami oleh perusahaan-perusahaan ini membuat salah satu dari mereka gulung tikar tetapi tiga perusahaan tersebut bertahan dan berada di pasar internasional.
Selain AngloGolds Ashanti Gold Field dan Sibanya-Stillwater ada juga perusahaan tambang emas Afrika Selatan lainnya seperti Harmony Gold Mining Company Pan African Resources dan Village Mine Reef.