Setiap hari, ada begitu banyak trader forex pemula yang bergabung membuka Akun Live dan mulai trading untuk meraih potensi profit riil. Namun sayangnya, banyak juga trader yang berhenti trading dalam hitungan minggu atau bulan saja. Alasannya, rugi atau modal menipis. Mengapa hal ini banyak terjadi? Mari kita bahas penyebab kegagalan trader pemula serta trik jitu mengatasinya.
Penyebab Trader Pemula Mengalami Kegagalan
Persiapan kurang matang
Trader forex pemula sangat disarankan untuk mulai dengan trading demo terlebih dahulu sebelum terjun trading live. Dengan trading demo, Anda bisa mendapatkan pengalaman trading di pasar riil menggunakan dana virtual. Sehingga, Anda dapat menguji coba berbagai macam strategi dan analisis tanpa risiko.
Anda juga harus belajar secara mendalam seputar forex. Pelajari dasar-dasarnya sebelum mulai trading. Kemudian, pelajari teknik-teknik dan penggunaan trading tools yang tersedia sambil trading demo. Ingat bahwa trader profesional pun terus belajar tanpa henti. Jadi, pastikan Anda memprioritaskan pemahaman materi dahulu dalam persiapan awal trading agar Anda terhindar dari kegagalan.
Ekspektasi berlebihan
Banyak trader pemula yang mengira trading forex bisa membuat kaya mendadak dengan modal yang relatif kecil karena adanya leverage dan peluang profit dua arah. Kemudian, langsung menyerah ketika hasil trading tidak sesuai ekspektasi. Biasanya, ini terjadi karena kurang edukasi di awal. Ingat bahwa leverage dapat melipatgandakan potensi profit Anda, tapi juga dapat melipat gandakan risiko loss Anda.
Misalnya, dengan modal Rp5.000.000 ($350) dan leverage 1:100, Anda bisa membuka hingga maksimal 0,3 lot ($30.000). Jika harga bergerak sesuai analisis, tentu Anda akan mendapatkan profit yang cukup besar dengan modal yang hanya $350 saja. Namun, jika analisis Anda meleset dan harga bergerak ke arah yang tidak diinginkan, risikonya modal Anda bisa langsung terkena margin call, bahkan habis.
Jika memungkinkan, sebaiknya Anda mulai trading dengan modal lebih besar dan mulai dengan membuka posisi sedikit demi sedikit. Lalu, sebenarnya berapa modal yang ideal untuk memulai trading?
Kekurangan modal
Jumlah modal trading sebenarnya tergantung toleransi risiko Anda. Modal yang lebih besar memungkinkan Anda untuk mengelola risiko dengan lebih mudah. Selain itu, Anda juga dapat lebih leluasa memilih strategi trading.
Banyak trader pemula yang mulai trading forex dengan modal minimal, yaitu Rp5.000.000. Ini tidak salah, yang salah adalah memulai trading dengan modal minimal tanpa memperhitungkan risiko leverage. Leverage memang berpotensi menghasilkan profit yang lebih besar, tapi risikonya pun lebih besar juga. Karena itu, cari tahu berapa leverage yang disediakan broker Anda jika Anda trading dengan modal minimal dan aplikasikan pada strategi trading Anda. Namun, jika Anda kurang nyaman trading dengan leverage, pilihlah trading lot kecil agar dapat trading dengan modal serta risiko yang relatif lebih kecil dan menghindari kegagalan.
Overtrading
Overtrading adalah trading tanpa strategi dan manajemen yang baik sehingga bisnis trading yang dilakukan malah cenderung seperti bermain judi. Overtrading biasanya terjadi pada trader yang trading tanpa rencana dan strategi. Misalnya, merasa terlalu percaya diri setelah profit atau tidak terima mengalami kerugian, sehingga gegabah mencari profit sebesar mungkin dan mengabaikan manajemen risiko pada trading berikutnya.
Sikap seperti itu tentu rawan menyebabkan kegagalan. Hindari dengan selalu menyiapkan rencana dan strategi sebelum mulai trading, serta tanamkan kedisiplinan dan konsistensi untuk mengikutinya.
4 Kesalahan Trader Pemula dalam Memasang Stop Loss
Anda mungkin sudah sering mendengar pentingnya memasang Stop Loss: untuk membatasi risiko agar Anda terhindar dari loss yang terlalu besar. Namun, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan trader forex pemula dalam memasang Stop Loss. Kenali keempat kesalahan berikut dan pastikan Anda menghindarinya.
1. Tidak merencanakan Stop Loss dari awal
Banyak trader pemula yang mulai trading dengan menentukan ukuran lot terlebih dahulu, tapi ini kurang tepat. Langkah pertama yang perlu Anda lakukan saat akan membuka order di pasar adalah menentukan Stop Loss sesuai analisis Anda terhadap kondisi pasar saat itu. Baru setelahnya, tentukan ukuran lot yang ideal. Dengan begitu, Anda dapat menyesuaikan order sesuai pergerakan pasar dengan lebih baik.
2. Stop Loss terlalu mepet atau terlalu jauh
Mungkin Anda memasang Stop Loss terlalu dekat dengan entry level karena takut rugi terlalu besar. Namun, hal ini justru berisiko. Pergerakan harga forex sangatlah volatil, terutama pasangan-pasangan mata uang major. Sehingga, jika Anda memasang Stop Loss terlalu mepet, bisa-bisa order Anda akan tertutup otomatis sebelum harga sempat bergerak ke arah yang Anda inginkan. Jika ini terjadi berkali-kali, Anda malah jadi lebih rugi, bukan?
Sebaliknya, Stop Loss yang terlalu jauh dari entry level pun berisiko rugi yang relatif besar dalam satu kali transaksi. Untuk menghindarinya, Anda dapat memasang Stop Loss sesuai batas toleransi risiko yang dapat Anda terima. Biasanya batas risiko loss trader pemula ada di kisaran 1%-5% dari modal untuk satu kali transaksi. Pilih batas risiko senyaman Anda dan ikuti batas tersebut dengan konsisten.
3. Memindah-mindah Stop Loss
Ada kalanya Anda akan merasa tergoda untuk menggeser Stop Loss menjauh dari entry level karena harga bergerak semakin mendekati Stop Loss, dengan tujuan memberi kesempatan harga untuk berbalik arah. Namun, bagaimana kalau analisis Anda meleset dan harga tidak berbalik arah? Sampai sejauh apa Anda akan menggeser Stop Loss?
Solusi dari godaan memindahkan Stop Loss ini adalah kedisiplinan. Disiplin memilih batas Stop Loss sesuai toleransi risiko Anda, serta disiplin mematuhi Stop Loss yang sudah Anda tentukan sebelum membuat order.
4. Memasang Stop Loss tepat pada batas support atau resistance
Support dan resistance memang dapat menjadi referensi yang dapat membantu Anda mencari peluang trading. Namun, sebaiknya hindari memasang Stop Loss tepat pada batas support atau resistance. Ini karena ada kemungkinan harga berubah arah setelah melewati batas support atau resistance.