Rumus Untuk Menghitung Pendapatan Disposabel Berikut Contoh Menghitungnya

Rumus Untuk Menghitung Pendapatan Disposabel Berikut Contoh Menghitungnya

Pendapatan disposabel penting untuk menggambarkan daya beli rumah tangga. Ketika itu meningkat, kita mengharapkan mereka akan meningkatkan belanja. Peningkatan belanja merangsang bisnis untuk meningkatkan produksi dan merekrut tenaga kerja. Sebagai hasilnya, perekonomian tumbuh, tingkat pengangguran menurun dan prospek pendapatan rumah tangga membaik.

Disposable income atau Pendapatan disposabel dapat digunakan untuk kegiatan ekonomi, seperti membelanjakan kebutuhan sehari-hari atau ditabung. Pendapatan ini pun juga bisa menjadi penilaian akan kemampuan daya beli seseorang atau rumah tangga.
Semakin besar disposable income, semakin besar pula daya belinya. Jika daya beli semakin besar, maka pemenuhan kebutuhan rumah tangga atau pribadi semakin sejahtera. Hal ini juga berlaku untuk perusahaan.
Apabila perusahaan memiliki disposable income yang besar, maka kesempatan untuk meningkatkan produksi, memperluas area penjualan, melakukan ekspansi bisnis, dan aktivitas lainnya semakin besar.

Apa Yang Dimaksud Pendapatan Disposibel?

Pendapatan disposibel adalah uang yang tersisa dari pemasukan kamu setelah kamu membayar semua pajak yang ditetapkan oleh pemerintah.

Pendapatan disposabel terdiri dari berbagai pendapatan anda setelah menguranginya dengan pajak. Pendapatan dapat bersumber dari gaji, capital gain, dividen saham, kupon obligasi dan termasuk pembayaran transfer dari pemerintah. Anda tidak akan menghabiskan pendapatan karena harus membayar pajak.

Anda kemudian dapat menggunakan uang sisanya untuk keperluan anda apa saja. Anda dapat menggunakannya untuk membeli produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan anda. Atau, anda dapat menabungnya, mengalokasikannya ke berbagai instrumen keuangan seperti saham dan reksa dana.

Cara Menghitung Pendapatan Disposibel

Cara menghitungnya cukup mudah mengikuti formula sederhana berikut:

  • Pendapatan disposibel = pendapatan pribadi – pajak pribadi.

Contoh sederhana, asumsikan, pendapatan anda adalah sebesar Rp10.000.000. Pemerintah memungut pajak penghasilan sekitar 5 %.

Mengaplikasikan rumus di atas, pendapatan disposabel anda adalah sebesar Rp. 9.500.000 = Rp10.000.000- (5% x Rp10.000.000). Itu tersedia untuk anda belanjakan atau tabung.

Pendapatan disposabel adalah indikator utama daya beli dan konsumsi rumah tangga. Perubahannya mempengaruhi permintaan barang dan jasa dan aktivitas perekonomian di berbagai negara. Pengeluaran rumah tangga mencakup bagian yang signifikan dari produk domestik bruto (PDB).

Penerapan Pendapatan Disposible

Penerapan disposable income ini diterapkan mulai dari skala pribadi, rumah tangga, perusahaan, bahkan dalam skala nasional atau negara.

Sederhananya, disposable income atau pendapatan disposable merupakan pendapatan sekali pakai yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-sehari setelah dikurangi pajak.

Misalnya untuk belanja, membayar asuransi, tabungan, investasi, melunasi utang, dan masih banyak lagi.

Pendapatan ini menjadi semacam tolok ukur utama mengenai kesehatan kondisi keuanganmu. Tentu saja, semakin besar pendapatan setelah dikurangi pajak, kamu bisa mengalokasikan dana tersebut untuk kebutuhan yang lebih banyak lagi.

Jika kamu adalah pelaku UMKM atau pebisnis, mari pelajari lebih dalam mengenai disposable income. Mulai dari batasan definisinya, cara menghitung, faktor yang memengaruhinya, dan lain sebagainya.

Tips Mengelola Disposable Income dengan Baik

Seperti yang sudah disebut sebelumnya bahwa tanda finansial yang sehat adalah disposable income mampu memenuhi semua kebutuhan.

Oleh karena itu, mengelola disposable income dan merencanakan pengalokasiannya menjadi penting.

  • Prioritas Pengeluaran adalah Kunci

Pisahkan pengeluaran rutin dan tak rutin. Lalu urutkan sesuai dengan prioritasnya. Mulai dari yang penting-mendesak, penting-tidak mendesak, tidak penting-mendesak, sampai tidak penting-tidak mendesak.

Penuhi dulu kebutuhan operasional. Jika dana darurat ada dan sudah bisa menabung namun ada sisa, itu tandanya kamu sudah bisa berinvestasi.

  • Evaluasi dan Budgeting

Tiap jelang akhir bulan, lakukan evaluasi atas perencanaan keuangan dan realisasi yang sudah dilakukan. Temukan informasi yang penting seperti pos pengeluaran yang membutuhkan lebih banyak dana ataupun pos lain yang bisa dipangkas.

Dengan demikian, kamu bisa lebih piawai membuat budgeting atau perencanaan keuangan di waktu berikutnya.

Apa Bedanya Disposable Income dan Discretionary?

Nah, ada lagi, nih. Namanya discretionary income atau pendapatan diskresioner.

Disposable income merupakan sejumlah dana dibelanjakan untuk kebutuhan sehari-hari atau bisa juga ditabung setelah kamu membayar pajak.

Sedangkan discretionary income merupakan sejumlah dana yang diinvestasikan, ditabung, atau dibayarkan setelah kamu membayar pajak dan biaya kebutuhan sehari-hari.

Bisa dibilang, pendapatan diskresioner adalah “uang sisa” setelah kamu membayar semua pengeluaran rutin atau kebutuhan esensial.

Pada akhirnya, baik perorangan maupun pengusaha butuh sekali memahami tentang pentingnya disposable income. Terlebih tak ada satupun dari kita sebagai warga negara yang begitu saja bisa lepas dari pajak.

Oleh karenanya, untuk pelaku bisnis, agar usaha lancar dan tidak terkena sengketa pajak tunaikan kewajiban membayar pajak dan hanya gunakan disposable income untuk biaya belanja bisnis.